21 Juli 2011

Facebook dan Internet sering di jadikan alasan untuk Bercerai

Teknologi dapat membuat kita berhubungan dengan dunia luar. Tetapi jika berlebihan, juga berpeluang mengisolasi kita dari pasangan dan menempatkan hubungan dalam masalah.

Sebuah penelitian terbaru menemukan, istri yang mengajukan cerai dewasa ini kerap menyebut perilaku menyebalkan suami sebagai alasan perceraian. Sebanyak 15 persen merasa pasangan mereka lebih mementingkan game dan internet ketimbang mereka. Sementara, Facebook dipakai sebagai alasan satu dari lima perceraian.

Sementara, survei yang dilakukan oleh situs online Divorce menemukan, kata 'ponsel' juga menyebabkan satu dari delapan perceraian. Tak heran, sebab survei menyebut, seseorang menggunakan 80 menit sehari untuk membuat pesan singkat, jaringan sosial dan internet.

"Saya menyebutnya 'bersama tapi sendiri'," kata terapis hubungan Douglas Weiss seperti dimuat dalam Daily Mail.

Saat ini, katanya, ponsel telah menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang. Berjam-jam waktu di rumah dihabiskan di depan komputer dan televisi. Orang kini juga lebih terhubung dengan teman di Facebook daripada pasangan.

"Teknologi mengganggu hubungan dan memungkinkan kita untuk menghindari satu sama lain. Hal ini menyebabkan rusaknya keintiman."

Psikoterapis dan pakar hubungan Paula Hall, dari badan konseling nirlaba Relate, mengatakan, teknologi tidak harus menjadi penyebab rusaknya hubungan. Bahkan, kebiasaan yang tampaknya kecil seperti mengecek email dan pesan memiliki efek korosif pada hubungan.

"Orang-orang merasa harus dapat terhubung dengan dunia luar setiap saat dapat memengaruhi kualitas waktu yang kita habiskan dengan mitra," kata Paula.

Bila terjadi terus menerus, kecanduan teknologi akan membuat pasangan dapat merasa mereka bukan prioritas. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa perangkat digital dapat sangat adiktif yang membuat orang bangun beberapa kali pada malam hari untuk memeriksa email dan pesan teks.

Dalam percobaan yang melibatkan 360 orang yang dilakukan di Universitas Northampton, 30 persen dari relawan yang kecanduan teknologi akan berdampak pada pekerjaan atau hubungan.

Penelitian lain, di Universitas Tel Aviv, menyimpulkan, kecanduan internet dianggap setara dengan gangguan akibat judi, kecanduan seks dan kleptomania. Pengguna yang kecanduan teknologi menjadi mudah marah ketika jauh dari teknologi.

Pakar hubungan menambahkan, solusinya, pasangan harus membicarakan secara terbuka masalah ini sehingga tak menimbulkan depresi pada salah satu pihak. Bila diperlukan, pasangan dapat melakukan konseling dengan pakar perkawinan

Sumber : Vivanews

0 komentar:

Posting Komentar

NanangCyber © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute